Minggu, 02 Desember 2018

Materi Fiqih SD kelas 6 : BAB IV Jual Beli


  • Pengertian Jual Beli

Menurut bahasa jual beli adalah memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
menurut istilah jual beli adalah tukar-menukar suatu benda dengan benda lain dengan disertai akad atas dasar suka sama suka. Hukum jual beli adalah mubah (boleh).
  • Dasar Hukum Jual Beli

Dasar hukum jual beli adalah al-Quran dan al-Hadis. Allah SWT berfirman:
Artinya:
"Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS. Al-Baqarah:275)
Sabda Rasulullah SAW.
Artinya:
"Usaha apakah yang paling baik? Beliau menjawab, "Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli yang bersih. " (HR. al-Bazzar dan Disahihkan oleh Imam Hakim).
  • Rukun dan Syarat Jual Beli :

1.    Penjual dan pembeli ('ba'i dan musytari), syarat-syaratnya:
1)      Baligh
2)      Berakal
3)      Atas kehendak sendiri. Sabda Rasulullah SAW.

Artinya:
"Sesungguhnya jual beli itu sah apabila terjadi atas dasar suka sama suka. " (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Majah
2.     Barang yang diperjual-belikan (mabi'), syarat-syaratnya:
1)        Suci, maka tidak sah jual beli barang najis, kecuali anjing untuk berburu.
2)        Bermanfaat menurut syara'.
3)        Tidak dikaitkan dengan hal-hal lain. Misalnya, jika ayahku
pergi akan saya jual motor ini kepadamu.
4)        Tidak dibatasi waktunya.
5)        Dapat diserahkan dengan cepat ataupun lambat.
6)        Milik sendiri.
7)        Dapat diketahui barangnya, meliputi berat, jumlah, takaran
dan sebagainya. Sabda Rasulullah SAW
Artinya:
"Rasulullah SA W melarang jual beli lempar-melempar (mengundi nasib) dan jual beli gharar (tipu muslihat) " (HR. Muslim)
3.        Ijab qabul. Ijab adalah pernyataan dari pihak penjual. Sedangkan qabul adalah pernyataan dari pihak pembeli. Syarat utamanya adalah Ada kesamaan antara lafazh ijab dan qabul.
  • Macam-macam Jual Beli

Jual Beli Ditinjau dari Segi Hukum
1.        Jual beli yang sah menurut hukum,
yaitu jual beli yang memenuhi syarat-syarat dan rukun jual beli serta tidak terdapat unsur yang menyebabkan tidak sahnya jual beli.
2.         Jual beli yang sah tapi terlarang, terdiri dari:
1)             Membeli barang yang sedang ditawar orang lain yang masih dalam masa khiyar.
2)      Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar dengan tujuan menghalangi orang lain.
3)      Membeli barang dengan menghadang di pinggir jalan, padahal ia belum mengetahui harga pasar.
4)      Membeli barang untuk ditimbun.
5)      Juali beli barang yang digunakan untuk maksiat
6)             Jual beli pada waktu shalat Jum'at
3.         Jual beli terlarang dan tidak sah hukumnya, terdiri dari:
1)   Jual beli barang yang najis oleh agama, seperti anjing, babi, bangkai, dan khamar.
2)   Jual beli sperma (mani) hewan, seperti mengawinkan seekor domba jantan dengan betina agar dapat memperoleh turunan. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
"Rasulullah SAW melarang jual beli kelebihan air (sperma)." (HR. Muslim)
3)   Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut
induknya. Sabda Rasulullah SAW
Artinya:
"Rasulullah SAW melarang jual beli anak binatang yang masih dalam kandungan induknya." (HR. Bukhari dan Muslim)
4)   Jual beli sistem ijon, yaitu jual beli yang belum jelas
barangnya. Misalnya, jual beli buah-buahan yang masih
muda, jual beli padi yang masih hijau yang keduanya
dimungkinkan dapat merugikan salah satunya.
5)      Jual beli dengan mulammassah, yaitu jual beli secara sentuh menyentuh. Misalkan seseorang menyentuh sehelai kain dengan tangannya di waktu malam atau siang hari, maka orang yang menyentuh berarti telah membeli kain tersebut. Hal ini dilarang karena mengandung tipuan atau kemungkinan akan menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.
6)      Jual beli dengan munabadzah, yaitu jual beli secara lempar melempar, seperti seseorang berkata, "lemparkan kepadaku apa yang ada padamu, nanti kulemparkan pula kepadamu apa yang ada padaku". Setelah terjadi lempar melempar, terjadilah jual beli. Hal ini dilarang karena mengandung tipuan dan tidak ada ijab dan qabul.
7)      Jual beli dengan muzabanah, yaitu menjual buah yang basah dengan buah yang kering.

Jual Beli Ditinjau Dari Segi Obyeknya
1.         Jual beli benda yang tampak, yaitu pada waktu melakukan akad jual beli benda atau barang yang diperjual-belikan ada di depan penjual dan pembeli.
2.         Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian,
yaitu jual beli salam (pesanan).
3.         Jual beli benda yang tidak tampak, yaitu jual beli yang dilarang oleh agama Islam karena dikhawatirkan barang tersebut diperoleh dari curian atau barang titipan yang akibatnya dapat menimbulkan kerugian salah satu pihak.
Jual Beli Ditinjau dari Pelaku Akad
1.         Dengan lisan, yaitu akad yang dilakukan oleh kebanyakan
orang seperti dengan berbicara.
2.      Dengan perantara atau utusan, yaitu penyampaian akad jual
beli melalui perantara, utusan, tulisan, atau surat-menyurat jual beli seperti ini dibolehkan menurut syara'.
3.       Jual beli dengan perbuatan (saling memberikan) atau dikenal dengan istilah mu'athah, yaitu mengambil dan memberikan barang tanpa ijab qabul, seperti seseorang mengambil rokok yang sudah bertuliskan label harganya, dibandrol    oleh    penjual    kemudian    diberikan     uang pembayarannya kepada penjual. Jual beli ini sah menurut sebagian ulama, dengan syarat harga barang yang diperjual-belikan sudah diketahui, tanpa membutuhkan tawar-menawar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar