Kamis, 06 Desember 2018

Materi Aqidah Akhlak SD kelas 6 : BAB III Iman kepada Qada dan Qadar

Qada dan Qadar
1.       Pemahaman
Dari sudut bahasa, Qada berarti hukum, tekad, kemauan, notifikasi dan ciptaan. Menurut syarak, Qada adalah keputusan Allah SWT tentang sesuatu Qadar dalam hal bahasa membawa makna pada hukum dan kepastian. Dari sudut syarak, Qadar membawa makna pada penentuan semua makhluk dalam proporsi dan bentuk tertentu.
Dia akan mengatur keadaan fisik dari segala sesuatu dalam ciptaan manusia secara fisik tapi Tuhan memberikan kebebasan manusia untuk memilih kesuksesan dan kegagalan kehancuran.Orang yang memilih untuk memiliki potensi akan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan itu. Demikian juga, mereka yang memilih kegagalan tidak akan bekerja keras untuk sukses tapi omelan licik hanya akan memuaskan hasrat.
2.       Kewajiban untuk percaya pada Qada dan Qadar
Percaya pada Qada dan Qadar yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah putusan Allah SWT. Umat ​​Muslim akan menerima setiap keputusan Allah SWT dengan senang hati setelah berusaha untuk bekerja keras.
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berkata,
"Barangsiapa tidak hidup dengan Qadd dan Qadar saya dan saya tidak yakin akan ujian yang saya berikan, maka carilah Tuhan selain Aku" (Dilaporkan dari Tabrani)
3.       Hubungan antara Qada dan Qadar dengan Bisnis
Percaya pada Qada dan Qadar berarti percaya bahwa Allah telah menetapkan segalanya untuk hamba-Nya. Rasulullah SAW berkata,
"Sesungguhnya seseorang diciptakan di perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk kacang, 40 hari menjadi potongan darah, 40 hari menjadi sepotong daging, maka Allah SWT mengirim malaikat untuk bernafas ke dalamnya dan menulis empat hal yaitu penghidupan, kematian, praktik dan cara hidup yaitu sengsara atau bahagia. "(Dilaporkan dari Sahih Bukhari dan Muslim)
Allah SWT telah menentukan nasib setiap manusia tapi manusia tidak tahu takdirnya. Karena itu, manusia harus berusaha mencapai kesuksesan dengan sungguh-sungguh. Jika usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka hasilnya akan memuaskan dan jika bisnisnya kurang, hasilnya juga akan kurang memuaskan.Firman Allah SWT,
"Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah nasib orang kecuali jika mereka mengubah nasib mereka."
(Surah al-Ra'ad, ayat 11)
Allah SWT mewajibkan manusia untuk berusaha meraih sukses dengan sungguh-sungguh. Satu cerita yang terjadi di masa Rasulullah SAW diriwayatkan,
"Suatu hari, seorang Arab Badui mendatangi Rasulullah untuk menunggang kuda Dia turun dari kudanya dan terus menghadapi Nabi tanpa mengikat kudanya Nabi menegur pria itu, 'Mengapa kuda itu tidak terikat?' Pria itu menjawab, 'Biarkan aku, kepada Allah SWT 'Nabi berkata,' Bind kudamu dan kemudian panggil kepada Allah SWT. '"
Cerita di atas menunjukkan bahwa Allah SWT mengetahui semua hal baik yang telah terjadi atau sedang dan akan terjadi. Sementara manusia, mereka hanya tahu apa yang sedang terjadi dan sudah terjadi. Namun, pengetahuan manusia tentang apa yang telah terjadi sangat terbatas. itu belum terjadi. Karena itu, manusia harus bekerja karena manusia tidak tahu takdirnya.
Manusia yang belum mencapai kesuksesan bahkan jika mereka telah bekerja dengan sempurna, maka manusia tidak akan menyesalinya karena mereka telah bekerja dengan sempurna. Setiap usaha mereka memiliki dua peluang keberhasilan atau kegagalan sementara orang yang tidak bekerja hanya memiliki satu kesempatan untuk gagal.
Misalnya, jika Anda ingin berhasil dalam ujian, Anda harus belajar dengan giat. Yang Anda tahu tentang hasil ujian Anda, tapi Anda atau guru Anda tidak tahu selama Anda belum menjawab pertanyaan itu. Anda hanya tahu hasilnya setelah guru memberi tahu Anda tentang keputusan tersebut. Setiap manusia tapi manusia tidak mengetahuinya. Karena itu, manusia harus berusaha mencapai kesuksesan itu.
4.       Qada dan Qadar Dipanggil dengan Takdir
Nasib terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Nasib Muqdq adalah keputusan yang berkaitan dengan usaha manusia. Setiap keputusan ditemukan sesuai dengan tingkat bisnis. Misalnya, seorang mahasiswa mahasiswi ingin menjadi mahasiswa kedokteran yang baik. Untuk mencapai keinginan itu, ia perlu belajar dengan tekun. Berkat kesungguhannya, ia akhirnya menerima penghargaan mahasiswa sebagai dokter yang sangat baik. Firman Allah SWT,      
"... Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah nasib orang sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri ..."
(Surah Ar Raad, ayat 11)
"Barangsiapa yang murtad dari kamu dari agamanya, maka dia mati karena ketidakpercayaan, maka mereka (Al-Baqarah, 2: 217)
(i) dengan keyakinan (keyakinan)
(ii) kecurigaan (meragukan) di dunia dan di akhirat, keraguan)
(iii) qaul (kata)
(iv) fi'l (perbuatan).
b. Destiny Mubram adalah sebuah resolusi yang tidak bisa diubah secara alami. Misalnya, orang yang lahir itu terlihat sementara orang tuanya mata besar. Data tidak bisa diubah secara alami namun bisa diubah dengan bantuan pembedahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar