Minggu, 11 November 2018

Materi Al Qur'an Hadist kelas 6

Hadits Tentang Keutamaan Memberi
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اْليَدُّ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِّ السُّفْلى . فَالْيَدُّ اْلعُلْيَا هِيَ اْلمُنْفِقَةُ وَ اْليَدُّ السُّفْلى هِيَ السَّائِلَةُ ( متفق عليه )

`Anibni `Umaro Rhodiyallohu `Anhu, Anna Rosulullohi Shollallohu `Alaihi Wasallam Qola: Al-yadul `Ulya Khoirum minal yadis sufla, falyadul `ulya hiyal munfiqotu wal yadus sufla hiyas sailah (Muttafaqun Alaih)

Dari ibnu Umar Ra. sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : “ Tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang member dan tangan yang di bawah itu ialah yang meminta.” (H.R. Mutafaq ‘Alaih). 

Hadits Tentang Silaturahmi

ARTI SILATURRAHMI
Ibnu Manzhur rahimahullah menjelaskan bahwa silah yang berarti menyambung adalah lawan kata darihujron yang berarti meninggalkan atau memutuskan. (Lisanul ‘Arob 11/726)
Sehingga silaturrahmi dapat diartikan dengan: “Sebuah ungkapan yang menggambarkan tentang perbuatan baik, kasih sayang dan kelembutan yang ditujukan kepada keluarga yang senasab (satu keturunan) dan karib kerabat, serta perhatian terhadap kondisi mereka, sekalipun mereka berada di tempat yang jauh dan berbuat tidak baik kepada kita. (Lisanul ‘Arob 11/728)
Dari definisi ini dapat kita ketahui bahwa tidak perbuatan baik yang ditujukan kepada semua orang seperti tetangga, teman dan sahabat bisa disebut silaturrahmi. Seseorang dikatakan menyambung tali silaturrahmi, apabila dia mengalamatkan perbuatan baiknya itu kepada keluarga senasab atau karib kerabatnya, tidak lebih dari itu.
KEUTAMAAN MENYAMBUNG TALI SILATURRAHMI
Pada sub bahasan ini, akan disebutkan beberapa keutamaan dari menyambung tali silaturrahmi yang begitu beragam, yang dengan membaca beberapa keutamaannya, semoga kita termotivasi untuk menyambung dan menjaga tali hubungan kekerabatan, meskipun ada dari mereka yang tidak suka atau bahkan berusaha untuk memutuskannya. Sebab seorang yang benar-benar menyambung tali silaturahmi adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِيْ إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا.
Orang yang menyambung tali silaturrahmi bukanlah orang yang menyambungnya sebagai balasan, namun orang yang benar-benar menyambung tali silaturrahmi adalah apabila hubungan kekerabatannya diputus ia terus menyambungnya. (HR. Bukhari 1/559)
Pertama: Silaturrahmi merupakan syiar keimanan kepada Allah ‘azza wa jalla dan hari akhir.
Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi.(HR. Bukhari 6138)
Kedua: Silaturrahmi merupakan sebab umur seseorang dipanjangkan dan rizkinya dilapangkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Siapa yang suka untuk diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 5986 & Muslim 2557)
Berkaitan dengan penafsiran dipanjangkannya umur orang yang menyambung tali silaturrahmi, para ulama memiliki dua penafsiran:
Penafsiran pertama: Maksud dari ditambah atau dipanjangkannya umur adalah bahwasanya Allahta’ala memberikan keberkahan pada umur, menganugerahkan kekuatan pada diri, dan kejernihan pada akal orang yang menyambung tali silaturrahmi. Sehingga kehidupannya penuh dengan amalan-amalan utama yang bermanfaat bagi dirinya di dunia dan di akhirat.
Penafsiran kedua: Bahwa penambahan atau dipanjangkannya umur tersebut diartikan sesuai dengan hakekatnya, yakni umurnya akan benar-benar dipanjangkan oleh Allah ‘azza wa jalla. Jadi, orang yang menyambung tali silaturrahmi, Allah akan menambah panjang umurnya.
Ketiga: Silaturrahmi salah satu faktor terbesar untuk masuk surga.
Selain dari dua keutamaan yang telah disebutkan, menyambung silaturrahmi memiliki keutamaan istimewa, yakni merupakan salah satu sebab penting yang dapat mengantarkan seorang hamba menuju surga.
Dari Abu Ayyub al-Anshori radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku akan amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan diriku dari api neraka.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabda beliau:
تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ.
Engkau beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 1396 & Muslim 13)
Keempat: Menyambung tali silaturrahmi merupakan bentuk ketaatan kepada Allah ta’ala.
Allah subahanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang mengerjakan ketaatan kepada-Nya, dan salah satu dari ketaatan kepadanya adalah menyambung tali silaturrahmi. Dalam surat ar-Ra’du Allah ta’alaberfirman:
إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوْ اْلأَلْبَابِ. الَّذِيْنَ يُوفُوْنَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلاَ يَنْقُضُوْنَ الْمِيْثَاقَ. وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْءَ الْحِسَابِ.
“Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.  Dan orang-orang yang menyambung apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhan-nya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. ar-Ra’du: 19-21)
Begitu mulia orang yang mendapatkan pujian dan sanjungan dari Allah ta’ala, dan begitu celaka orang yang mendapatkan celaan dan cercaan dari-Nya.
Kelima: Allah akan menyambung hubungan dengan orang yang menyambung tali silaturrahmi.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan menyambung hubungan dengan seorang hamba yang menyambung tali silaturrahmi. Sebaliknya, Allah mengancam akan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskannya. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut berbunyi (artinya): “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya, hingga apabila Dia selesai dari menciptakan mereka, rahim akan berdiri dan berkata: ‘Ini adalah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari memutuskan tali silaturrahmi.’ Allah berfirman: ‘Ya, tidakkah engkau ridha bila Aku menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang memutuskanmu?’ Rahim berkata: ‘Tentu saja.’ Allah berfirman: ‘Maka, itu menjadi milikmu.’” (HR. Bukhari 5987 & Muslim 2554)
Keenam: Menyambung silaturrahmi mengundang pujian.
Telah disebutkan di atas bahwa akal dan fitrah manusia sejalan dengan perintah untuk menyambung tali silaturrahmi dan mencela orang yang memutuskannya. Dari keterangan singkat ini dapat kita ketahui, bahwa orang yang menyambung tali silaturrahmi, dia akan mendapat pujian di tengah manusia, sedangkan orang yang memutuskannya akan mendapat celaan dari mereka.
Sekiranya kita melihat ada seorang yang begitu perhatian dengan sanak saudaranya, gemar membantu mereka yang kekurangan dan begitu memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan mereka, tentu saja kita akan senang dan sangat setuju dengan apa yang dia lakukan serta memuji perbuatannya tersebut.
Ketujuh: Terciptanya kedamaian, kecintaan, dan hubungan baik di tengah-tengah keluarga dan karib kerabat.
Dengan diterapkannya syariat menyambung tali silaturrahmi di tengah-tengah masyarakat, maka akan terbina kecintaan dan kasih sayang, kedamaian dan ketentraman, sehingga hubungan baik menjadi tersebar luas di tengah-tengah mereka. Bukankah hal ini menjadi cita-cita dan harapan kita semua?
Kedelapan: Kemuliaan bagi orang-orang yang menyambung tali silaturrahmi.
Orang-orang yang menyambung tali silaturrahmi, yang saling cinta dan saling mengasihi, kedudukan mereka akan tinggi, nama mereka akan harum, sehingga mereka termasuk orang yang penting di tengah kaumnya, yang mana hal tersebut akan menjadi perhitungan tersendiri. Tidak ada seseorang yang lancang untuk menimpakan sesuatu yang tidak baik kepada mereka, menzhalimi mereka, sehingga mereka adalah orang-orang yang mulia di tengah kaumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar